Saturday, March 19, 2016

Sekilas Kehidupan Asrama di Korea

안녕하세요...

Melanjutkan cerita yang sebelum-sebelumnya. Meskipun ini lumayan latepost tapi gak apa-apa, dari pada cerita hanya disimpan diingatan lalu terlupa, mending di simpan disebuah tulisan. Jiaaaah...

Setelah kami melalui perjalanan panjang dari Jakarta ke Incheon, mampir tersesat di Seoul, baru beberapa jam kemudian kami tiba di kampus kami di Cheonan. Huuufff... rasanya lega, angin surga begitu tahu kami bisa sampai tujuan dengan cara bolang di negeri orang.

Dengan sebelumnya sempat 'otot-otot'an dengan supir taksi Korea yang umumnya suka marah dan emosian *semua sih bilang gitu. Tapi begitu melihat nama kampus kami, akhirnya semua pun bahagia termasuk pak supir taksinya. kwkwk


Foto diatas kampus kami, tapi ini bukan kampus utama, melainkan kampus khusus pembelajaran bahasa Korea biasa disebut KLI (Korean Language Institute).
Jadi di kampus ini aku bukan mau kuliah atau sekolah, tapi ditempat ini aku diminta bekerja part time, gituuu..



Jarak sekitar 500 m lebih ada bangunan ini. Bangunan inilah tempat tinggalku, yups... ini adalah asrama mahasiswa yang bernama 'Sunghwa Gisuksa'.

Penghuninya hampir semua orang luar Korea dan mayoritas orang Jepang, aku tinggal disini sama sekitar 20 mahasiswa Indonesia disini. Seneng deh, bisa bertemu dengan banyak teman-teman satu bangsa. Hehehe

Buat yang bercita-cita kuliah di Korea, dan ingin tahu kehidupan asrama beserta fasilitasnya. Saya akan jabarkan sekilas saja ya...

Asrama saya memang yang kelas menengah, bukan seperti asrama di drama-drama, yang satu kamar hanya berdua dan punya ruangan yang luas *karena bayarnya mahal. Tapi jujur saja ini sudah cukup nyaman dan cukup fasilitas bagi saya...
Ini saja saya asrama gratisan, diberi beasiswa oleh kampus jadi ya bersyukur banget lah ya....


Di dalam kamar yang satu kamar ada 4 orang. mungkin banyak orang akan berpikir kalau kamar segini nggak cukup besar untuk 4 orang tapi sebenarnya kalau harus tinggal dengan menyepi dinegeri orang itu lumayan menderita, jadi punya banyak teman di satu kamar itu lumayan jadi penghibur tersendiri bagi saya. Apalagi jika teman-temannya yang nice seperti yang saya punya :D

Saya tinggal di lantai 3 dari 7 lantai di asrama ini. Ternyata untuk roommate maupun tetangga satu lantai asrama ini memang di kelompokan. Di kamar saya ini kebanyakan orang Asia tenggara, semua anak Indonesia ada di lantai ini, juga banyak anak Vietnam, Thailand juga beberapa dari Iran. Sementara untuk yang bule-bule atau dari negara dari Asia Timur seperti Taiwan dan Jepang, dikelompokkan lagi entah masing-masing di lantai berapa.

Berikut pemandangan luar asrama saya yang sangat '친환경' alias ramah lingkungan. Pemandangan kurang ceria karena pohon masih tak berdaun, gundul akibat cuaca dingin ekstrim winter.



 

Meskipun nggak terlalu jauh dari Seoul, di Korea ini banyak sekali daerah-daerah yang pemandangannya masih alam banget. Liat aja tuh pemandangan di sekitar asrama kampusku. Bener-bener nuansa alam... Kota ini juga punya daerah metro atau downtownnya  [시내 (sinae)] yang bernama 신새계, yang sebenarnya romanisasinya 'Shinsaegye' tapi ditulis dengan 'Shinsegae', yang punya arti 'dunia baru'.

Peraturan Umum Asrama
Fasilitas penghangat lantai dan AC


Pembatas asrama cewek dan cowok. Ini adalah ruang dimana jika ke kanan maka kita akan ke dorm wanita, dan kiri ada dorm laki-laki. Dan tepat di daerah sini ada beberapa cctv, jadi jangan haap ya ada yang mau menyelinap ke asrama lawan jenis. Anda pasti akan dipergoki!!



Makanan Asrama : 

Semua yang tinggal di asrama ini akan difasilitasi  makanan 10 kali perminggu, alias 2 kali sehari. Lalu bagaimana makanan siangnya? Sebenarnya karena mungkin asumsinya, siang kita-kita pada sekolah, jadi makanan siang disini jadi berbayar lagi. Tapi untuk yang berdompet pas-pasan seperti saya, kita punya strategi jitu yang bukan rahasia lagi dikalangan asrama. Karena makan kita kayak di sekolah drama-drama yang ada prasmanan dan jatah dagingnya lumayan jumbo porsi, jadi kita bisa ambil nasi agak banyak dan bekal sebagian untuk makan siang. Jangan disimpan terlalu lama, makanan disini fresh, jadi kalau kita simpan terlalu lama bisa bikin penyakit. 
Bagaimana makanan muslim??

Don't worry... saya nggak tahu ya bagaimana di kampus yang lain, tapi sejak prof kampus ini mempromosikan kampusnya, beliau sudah menerangkan kalau disediakan makanan halal di kampus ini. Saat kita antri untuk mengambil jatah lauk daging kita, petugas sudah dengan sendirinya tahu kalau kita muslim dia akan mengambilkan daging dari tempat makanan yang berbeda. Sebagian, makanan pengganti daging babi untuk kita yang muslim itu daging ayam, octopus (gurita), cumi-cumi dan juga ikan-ikan seperti tempura. Hmmm... Alhamdulillah... 

Berikut 'model' makanan asrama yang sempat saya foto. Hihi. Kalian semua yang akan hidup di asrama harus terbiasa dan harus mempersiapkan lidah untuk setiap harinya makan masakan Korea seperti kimchi, asinan dan olahan sayur lainnya yang rasanya kadang terasa aneh, nggak jelas dan bikin ilfil. Tapi it's okay... jangan meremehkan makanan, mungkin karena lidah kita terbiasa dengan kekayaan rempah-rempah, tapi makanan Korea itu bisa dibilang lumayan sehat *diluar yang mengandung babi. 




Kadang-kadang kita juga disediakan western food yang memang yummy banget, tapi ingat ini junk food yang agak jadi momok buat yang diet... Kalau buat saya nggak apa-apa lah sekali-kali. hehe




Soal Sabtu - Minggu yang nggak disediakan makanan gimana?? Buat yang non-muslim apalagi yang 부자사람 (orang kaya) mungkin bisa asyik aja makan kemana-mana atau simpan stok makanan instan di kamar.

Tapi buat kita muslim yang sangat terbatas hidup di negara seperti ini. Kudu pilah-pilah lagi harus beli bahan makanan yang gimana, karena kurang lebih hampir semua rumah makan ber-babi, jadi mungkin baiknya kita bikin makanan sendiri.

Bukan hanya soal halal-haram, satu hal yang harus disadari soal Korea adalah... semua-muanya mahal! Mau beli bahan makanan itu rasanya nyesek. Jadi kudu bijak, kalo nggak perkiraan biaya hidup bisa membengkak.

Karena di kampusku ada microwave disetiap lantai dan ada dapur di lantai bawah, sehingga ini menunjang kita saat self-cook. Tapi jujur saja, saya nggak punya banyak mood untuk masak, jadi saya biasa menggunakan microwave. Memasak Indomie stok sejak datang dari Indonesia, memasak telur, kentang (harganya mahal, 1 kresek kalo dirupiahin 50ribu). Ya memang agak melas.. tapi ya namanya juga suka duka di negeri orang, apalagi saya berusaha berhemat.

Awal kali ingin makan nasi tapi nggak tahu harus beli beras dimana, ternyata di Korea ini ada jual nasi instan juga looh... semua serba instan ya. Dia udah di pack seperti di bawah (오뚜기밥 & 햇반), tinggal di hangatkan di microwave aja sekitar 2 menitan. Harganya sekitar 1000 won an, iya... mahal kalau di rupiahin, makanya sebisa mungkin kita menolak kenyataan dengan tidak merupiahkan setiap won yang kita keluarkan. huhuhu.

Lauknya? Ada '닭가정' emang kalau di terjemahkan dia memang daging ayam. Tapi bodohnya saya gak baca komposisi dulu yang ternyata dia mengandung babi, jadi campuran gitu. Jadi saya beri saja pada teman non muslim saya. Jangan tertipu disini, karena meski judulnya ayam, tetep aja dicampur-campuri daging haram itu. huhuhu sedih.


Jadinya saya cukup makan sama telur... yang satu pak isi 36 butir harga 2500 won. Lumayan murah lah... saos sambel aja harganya 4000 won. hikss..



Makanan alternatif yang yummy lain yang kita bisa beli di mart seperti seven-eleven dan CU (Sejenis indomaret). 주먹밥 dengan harga sekitar 800 - 900 won yang sejenis nasi kebal dan pilihan isi berbagai macam dan yang halal hanya isi tuna mayones. huehehehe... tapi enak kok, sambil minum susu seharga 1,500 won.
Susu dan 주먹밥 sejenis nasi kepal 


kulkas muslim yang khusus disediakan di asrama




Kalau pun bisa makan diluar, yang bisa saya makan hanya 떡볶이 (tteokbokki) dan 어묵 (eomuk) yang hanya terbuat dari tepung beras dan ikan-ikanan like this...




Saya belum bisa banyak menyimpulkan, tapi selama 3 minggu tinggal disini. Memang beberapa hal sudah saya benar-benar rasakan sebagai keluhan disini adalah..
1. Jarangnya makanan halal yang bukan hal yang mengejutkan sebenarnya.
2. Cenderung sangat mahal untuk bahan makanan seperti sayuran dan buah serta produk lain.
3. Kita akan merindukan cita rasa makanan Indonesia yang begitu kuat.
4. Sangat rindu rasa masakanan pedas, karena pedas di Korea itu kalau nggak cuma bohongan ya cuma pedas sakit dilidah, bukan pedas nikmat karena kebanyakan pedas buatan dari bubuk dan bahan kimia.

Satu lagi,  yang terkenal di kalangan mahasiswa disini adalah produk 'no brand' milik E-mart sejenis Giant nya Indonesia. Kalau Giant mengeluarkan beberapa produk dengan merk 'giant', kalau e-mart selain mengeluarkan produk e-mart sendiri, dia juga ada produk no brand, yang semuanya ditujukan agar bisa memberi harga yang lebih murah dari yang lain-lain yang sudah bermerk.






Tapi lucu juga siiih... kalau disini namanya tak bermerk itu ya cuma dibungkus plastik biasa, ini malah di pajang nama 'no brand' gitu. Tetap aja itu jadi brand nya dah...

Tapi ya itu sih pelarian kami kalau sudah lelah melihat semua yang mahal.. hehehe

Udah dulu, sampai sini reviewnya... disambung lagi mengenai kehidupan mahasiswa Indonesia di Korea kalau uda ada mood..

huehehehe

안녕












Friday, March 4, 2016

Perjalanan yang melelahkan ke Korea

안녕하세요...

Bandara Incheon - Korea


Hiiii ch'ingu-deul...
I am in Korea now...
Saya sudah resmi tinggal sementara di Korea Selatan sekarang, mau cerita-cerita hal-hal yang sedikit random. Mungkin saya belum bisa memberi banyak bayangan buat yang pingin tahu Korea karena saya masih seminggu disini dan belum eksplor banyak tempat, tapi khususnya ini saya tulis sebagai catatan pribadi saya untuk suatu saat saya mengenang masa-masa yang antah berantah ini. Jiah! Hehehe
Mungkin saya ingin menceritakan detail realita perjalanan mahasiswa Indonesia ke Korea yang berangkat separuh nekat. Ini benar-benar cerita berharga bagiku. Simak saja... :D

Flashback sebentar...

Waktu di bandara di antar sahabat dia bertanya, "Gimana sih rasanya mau berangkat ke Korea gini?"

Mungkin ini pertanyaan yang sedikit abstrak untuk di jawab, kalo mungkin pergi karena liburan seminggu tentu saja saya 100% sumringah. Tapi karena liburannya 2 tahun disambi kuliah itulah yang bikin ada perasaan deg-degan. hehehehe

Mendekati jam penerbangan ke Korea yaitu di tengah malam pukul 11.30 mendadak saya excited, membayangkan besok pagi saya sudah di tempat dan waktu yang berbeda. Di negara yang jauh dari ibu pertiwi dan mempunyai perbedaan 2 jam. Mendadak tak sabar untuk segera menginjakkan kaki di negeri ginseng tersebut.

Oke, it's not easy from the start anyway...
Sejak dari bandara perjuanganku dan satu teman barengan yang sama-sama kuliah disana emang nggak mudah. Gadis cungkring sepertiku harus menenteng koper besar dan beberapa tas kesana kemari hanya untuk mencari dimana kami harus check in dan mendapat boarding pass yang ternyata tempatnya ada jauh di pojokan... Maklum, kita stay tahunan di negara orang, jadi bawaannya kayak orang mau pindahan. Jalan beberapa puluh meter aja rasanya tersiksa banget... lemessss... serius.
Bandara International Soekarno Hatta - Terminal 2E

Setelah check in, dapat boarding pass dan menitipkan koper di bagasi, memang beban berkurang banyak tapi yah ternyata bagasi 30 Kg pun rasanya kurang sampai kami harus membawa tas jinjing berat ke dalam pesawat. Huuhh.. masih berat...



Di dalam pesawat

Setelah berada di dalam pesawat rasanya legaaaa banget. Bisa duduk dengan nyaman dan menyandarkan pundak yang lelah menenteng tas berat kemana-mana. Kemudian Alhamdulillah perjalanan kami berlangsung lancar dan aman di atas udara.

Pukul 8 pagi lebih sedikit waktu Korea... Assaaa! Pesawat kita sudah mendarat di bandara Incheon. Dan lagi-lagi karena saya menenteng banyak barang, saya tidak ada banyak kesempatan untuk mengabadikan moment bagus. Semua foto yang saya ambilpun blur dan nggak jelas. huehehee



Gambar diatas adalah suasana di dalam bandara Incheon (cuma di sebagian sisi saja) lalu yang tampak mengantri adalah pintu naik kereta untuk kita akan mengambil bagasi. Sebagian lagi adalah suasana diluar bandara Incheon. Begitu keluar dari sini kami langsung di kagetkan dengan suhu udara 1 derajat selsius yang membuat mulut kita mengeluarkan asap dan tangan beku dan kaku.

Untungnya kami udah antisipasi. Sebut saja diri saya yang pakai baju dobel-dobel nggak kurang dari 3 baju ditambah dua jaket tebal. Kemudian sarung tangan dan syal... Oke, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Setelah perjalanan panjang harus ke Jakarta dari Jawa Timur kemudian terbang diatas awan selama 7 jam As Expected perjalanan yang susah masih harus di lalui.

Tujuan saya adalah Cheonan, kota dengan jarak tempuh sekitar kurang lebih 1 jam dari Seoul. Kelihatannya dekat kan? Saya pinginnya sih naik bis saja, Praktis, tinggal duduk lalu sampai di kota. Tapi sang rekan ngotot minta naik line train katanya lebih murah, karena dia ngotot sudah dapat informasi begini begitu ya sudah, saya yang sudah lelah menurut saja. Tapi.......

Oh God it's really really super tiring and annoying. Line train itu transportasi umum buat orang yang lalu lalang dengan kegiatannya seperti kerja, sekolah, atau sekedar jalan-jalan sejenak. Sama sekali bukan angkotan orang luar negeri yang mau pindahan seperti kita. Betapa anehnya kami masuk dalam kereta dan menenteng banyak tas sementara yang lain santai-santai. Dan ini membutuhkan banyak tenaga, waktu yang luar biasa karena harus oper-oper, bahkan sampai salah naik kereta saat di Seoul. Kurasa ini adalah satu kesalahan paling besar ketika tiba di Korea.

Naik line train bisa dari stasiun yang ada di dalam bandara Incheon, dari sana kalau kita sudah punya atau beli T-money kita bisa memakai itu. Tapi karena aku masih baru dan sudah lelah untuk cari-cari dimana beli T-money, jadi kita langsung saja membeli tiket dari mesin pembelian tiket. Kita cari tujuan kita, terlihat berapa harganya, masukkan uang, dan keluarlah kartu perjalanan ini...

Sebenarnya kartu ini dimasukkan di salah satu alat dan keluar uang jaminan 500 won. Tapi karena saya lupa dan sudah lelah jadi terbawa pulang deh... hehehee.
Sepanjang jalan memang banyak orang Korea itu cuek-cuek saja dengan orang yang lewat di sekitarnya, tapi nggak sedikit juga yang langsung menancapkan pandang dari kami karena mungkin satu, saya yang berhijab dan pake rok pula. Kedua, karena kami yang kelihatan asing. Ketiga, karena bawaan kami yang heboh. Serasa imigran gelap yang ditelantarkan. huhuhuhu

Dan saat nyasar, untunglah dengan modal bisa ngomong bahasa Korea meski masih 더듬어, ada ajossi-ajossi yang dengan gaya bicara semangat 45 menerangkan rute mana yang seharusnya kami ambil. Wah... kalau belum bisa bahasa Korea, baiknya jangan berani-berani bolang dulu deh, soalnya di stasiun di Korea itu jaraaaang banget tampak petugas, karena semua pelayanan sudah disediakan oleh mesin dan teknologi. Sementara orang yang lalu-lalang biasanya orang biasanya juga nggak mungkin menguasai tentang banyak rute, ataupun kalau mau tanya kita harus pilih-pilih orang yang keliatannya nggak terburu-buru, dan biasanya mereka para ajossi dan ajumma yang nggak ngerti bahasa inggris, sementara kalau orang-orang mudanya jalannya udah kayak orang di kejar kuda. hahaha
 



Diatas adalah sekilas pemandangan di beberapa stasiun dari perjalanan menuju Incheon - Seoul - Cheonan. Maaf, it's not professional photographer, lagi-lagi karena kami harus membawa banyak barang dan wira-wiri kesana kemari. 

Pertama kali menginjakan kaki di Korea memang terasa 신기해 alias takjub. Ternyata otodidak saya bisa membawa saya kesini, dan saya harus disini selama 2 tahun, itu rada nggak bisa dibayangkan. Juga menyadari bahwa saya sudah jauh sekali dengan tanah air, aaahh... keluarga adalah satu-satunya hal yang paling berat saat dipikirkan. But, it's okay, saya datang untuk kembali.



Kami berdua memang nekat tingkat tinggi. Berani-beraninya mbolang di negara orang yang baru pertama kali didatangi. Tapi ya... semua hal ada jalan keluarnya, termasuk nyasar di Korea. Alasan kami tidak mau mengambil jasa penjemputan dari kampus adalah mahalnya, dan kami memilih bersusah seperti ini. Wkwkwk. Tapi kalo dipikir-pikir ini pengalaman berharga siiih... kami jadi sedikit banyak tahu tentang jalur di Seoul dan sistem di stasiun Korea yang bagusnya ngalah-ngalahin bandara di beberapa kota kita. Sistemnya semua serba canggih, dan saking canggihnya bisa membuatmu kebingungan setengah mati. Harus bisa baca rute yang paling penting...

Ya sudah lah... yang penting sekarang sudah sampai di asrama kampus dengan aman sentosa. Alhamdulillah.. ehehe..
Mari pikir positifnya saja...

Nanti akan kulanjut mengenai awal-awal rasanya hidup di Korea...
Setiba dari Korea sehari dan langsung merasakan hujan salju yang tebal, kehidupan asrama, dll
Nanti kalau sempat dan mood... kkkk

Oke begitu saja.

안녕