FuntastiKorea
  • Home
  • About Me
  • Home
  • Bahasa Korea
    • Tata Bahasa
      • Beginner
      • Intermediate
      • Advanced
    • Test TOPIK
    • Kosakata
  • Study in Korea
  • Life in Korea
  • Translate Challenge
    • Berita dan Cerita
    • Lirik Lagu
    • Percakapan Acara
  • Hiburan
    • Kpop dan Lirik
    • Korea Drama
    • Artis
    • Fakta dan Budaya

Sunday, October 21, 2018

Jurusan Bahasa dan Sastra yang di Sepelekan

 Youthism     1:25 AM     Belajar Bahasa Korea     10 comments   



Masih teringat di pikiran tentang bagaimana seorang guru memgomentari jurusan sastra/ bahasa.

Kala itu saat SMA, aku kelas 3 dan ada beberapa mantan kakak kelas yang promosi kampusnya datang ke sekolah.

Univ Univ ngetop pun nggak ketinggalan, ada UI, UGM, dan univ di kota ku seperti UB, UM, dll..

Jadi para promotor kampus ini masuk kelas kami di tengah-tengah pelajaran, menyingkirlah sang guru yang mengajar kala itu.

Promotor UI yang terakhir kali mempromosikan kampusnya di kelas saya, setelah selesai, kembali masuk lah sang guru dan bertanya,

"Si (sebut saja Tari)... kuliah dimana dia?" Tanya guru saya pada kami dan serentak kami jawab..

"UI..."

Dengan wajah bangga beliau memuji, "Si Tari emang pinter sih anaknya,  ambil jurusan apa sih?"

Karena tadi si mbak emang nyebutin jurusannya jadi kita tahu dan jawab, "Bahasa Perancis."

Tak terduga, tak disangka yang dijawab si ibu adalah, "Oalah cuma bahasa."

Kreteeekk.. sakit.

Mungkin si ibu itu berani bilang gitu juga karena kita adalah anak IPA. But...but...
Kala itu sayapun udah ngincer jurusan bahasa Korea di UGM (meskipun akhirnya gak jadi karena tidak mendapat restu ibu) jadi ngerasa..

Waduhh pasti aku bakal diremehin.

Dan seingetku anak bahasa yang minoritas itupun terkadang dipandang sebagai anak buangan.

Tapi lebih diremehin lagi karena nyatanya saya kuliah di kampus swasta karena dah nggak tau punya passion apa. (Sempat jadi anak labil akan cita-cita)

Anyway...mungkin sudah stereotype dimanapun bahwa jurusan yang keren adalah ranah medical...

Apalah dayaku yang lihat darah aja merinding sekujur tubuh, dan biologi cuma dapat 7.

Atau mungkin Science? Kimia, Fisika, atau dunia per teknikan.

Aku emang anak IPA, suka matematika, pinter kimia. Kalo fisika BIG NO !! Nggak nyempe-nyampe ke otak guys nilainya, sampai mendapatkan bebek cantik dari guru saat ujian karena nggak tega nulis angka 2 katanya, wkwk.

Dan apa daya cintaku hanya sebatas di bangku SMA, bukan passionnya sampe lanjut ke jenjang yang lebih serius *laaaaahhh...

Ya cuma sebatas.. ngerjain matematika asik, belajar kimia oke, tapi ya udah kalau dah lulus di SMA, ya dah goodbye gitu lohh.. bukan yang merasa ingin menelaah dan meneliti lebih dalam kenapa molekul ini bisa menimbulkan percikan-percikan cinta, heyaaaa...

Kuakui mereka yang di jurusan itupun keren, terkadang envy, punya otak intellegent macam itu tapi...

Kupikir semua orang memang punya peranan dan kelebihan masing-masing.
Sepandai-pandainya dokter, kalo ada butuh kerja sama dengan RS luar negeri misal ya butuh translator/ interpreter.

Presiden berkunjung ke luar negeripun butuh translator.
Tidak ada translator? Mungkin semua akan kesusahan karena hanya bisa memakai bahasa tubuh.

Google translate? Blaaammm... bisa kacau.

Apalagi setelah saya merasakan belajar bahasa bertahun-tahun, sangat menyadari bahwa belajar bahasa itu nggak kayak sekedar ngerti dan bisa ngerjain soal bahasa inggris terus kita bangga di sosmed bilang 'Speak English' atau 'Language : American English'. Ciyeeeehhh.

Okelah kalau cuma sekedarnya aja bilang

How do you do?
Do you know how to get alun alun?
Turn left, turn right.

Ato mungkin lebih kecenya lagi update status pake bahasa inggris meski masih wira wiri juga di google translate.

I dun know how could people think that way dis day...
I cant believe anyone anymore,
I'm better on my own, I'm rather be alone...

Whatever...

Nggak segampang itu bro...
  Ingat bahwasannya bahasa punya banyak bidang, ada bidang pendidikan, kedokteran, politik, hukum, bahkan bahasa slang, belum lagi yang bahasa berita nya beda sama bahasa formal yang dipakai sehari-hari kayak di bahasa Korea misal, kita sebagai orang bahasa perlu menguasai itu semua dan itu gak segampang menghafalkan nama teman SD kalian huhu.


Contoh kayak aku yang dah tokcer denger drama Korea tanpa subtitle, tapi denger beritanya masih banyak lost nya, ada bahasa bahasa tingkat tinggi yang terdengar seperti bahasa lain.

봐봐  bwabwa
봐봐요 bwabwayo
봐보세요 bwaboseyo
봐보시죠 bwabosijyo
보소 boso

미워하다 miwohada
증어하다 jeungohada

Kata-kata diatas kalo diartikan bahasa Indonesia arti sama beda tipis-tipis, dan yang belajar bahasa ini pasti awalnya akan bingung membedakan, kapan ini dipakai, kapan nggak boleh dipakai, apakah boleh saling menggantikan, atau tidak boleh.
Pakai logikanya juga banyak, hafalan apalagi.

Banyak hal yang sama seperti saat saya belajar nyetir mobil, belajar naik tanjakan, nginjek koplingnya suruh di tengah, tengahnya yang mana? Lalu sang pengajar menjawab,

"Pake perasaan mbak!!"

Dalam belajar bahasa juga sama, ada hal-hal yang bahkan native speakernya susah jelasin tapi akan mengerti dengan sendirinya dengan banyak mendengar contoh kalimat dan mulai tahu hanya dengan perasaan atau ilmu kira-kira.

Oh ini kayaknya di pake pas gini deh.

Saking gilanya kadang berharap bisa menghafal semua kosakata di kamus.
Caranya dengan di bakar, dilarutkan dalam air lalu di minum *resep doraemon.

Karena nyatanya... Hafal satu, lupa yang lain.

Gitu terus sampai negara api berubah jadi ladang coklat (??)

Au ah, garing ah.

Maapkaan.

Sementara kalau kita translate atau interpreter hasilnya diharap se sempurna mungkin. Ngfak ngerti satu atau dua kosakata emang kadang bisa di skip, tapi kalau itu point bicaranya, dan kamu nggak tahu, kelar dah, ada ke rumpangan.

Sama halnya dengan bahaya malpraktek, kita salah nerjemahin, jadi miskomunikasi kemudian apa yang di sampaikan itu nggak nyampe atau justru ngaco dan salah.

Blaaarr... kalau itu molekul kimia, udah meledak. Si A minta zat yang untuk mengeluarkan asap, tapi kamu terjemahkan yang mengeluarkan api. Bahaya.

Dan ilmu translating juga nggak sekedar kamu tahu kosakata lalu disusun aja, karena banyak ungkapan di bahasa Korea yang nggak sama di Indonesia, jadi kalau di artikan langsung jadi konyol.

빙산의 일각 : secuil gunung es => maksudnya bisa alibi/ sebagian kecil dari hal yang besar.
기둥 연기 : pilar asap =>  asap yang menjulang tinggi.
바람 피다 : menghembuskan angin => selingkuh.
Dll sumpah Korea banyak banget.

Mungkin ya sama kayak istilah main api, kena tikung, bersilat lidah...
Atau...

Tajir melintir!!

Seperti pertanyaan teman Koreaku yang sedang belajar bahasa indonesia tanya ke aku, 

"Apa itu melintir? Kenapa kok pake kata melintir? Apa hubungannya tajir dengan melintir?"

Pencetus istilah ini, tolong bantu jawaaabb !!

Intinya orang yang berkecimpung di dunia bahasa asing itu juga pusing guyss...
Mungkin sebagian orang ngira jurusan bahasa itu gampang karena nyatanya orang Indonesia ngaku bisa bahasa Inggris semua meski cuma belajar seminggu 2 jam aja di sekolah.

Padahal kalian yang belajar bahasa Inggrisnya di sekolah doank, jarang praktek apalagi make, mungkin ketemu orang bule bakal pada kabur.

Takut diajak ngobrol inggris, hihihi.

Emang tidak gampang, dan bukan persoalan yang sepele, seakan anak yang kuliah di jurusan bahasa tidak punya prospek yang bagus dan berasa anak buangan. Padahal kan hiks hiks, nggak loooooo...

Coba lihat gaji translator / interpreter, tidak murahan.

Dan menjadi semua itu juga tidak asal membuka mulut, nggak gampang. Orang yang punya sertifikat bahasapun nggak tentu bisa jadi interpreter.
Sekian, semoga kita tidak selalu terperangkap oleh stereotype dan mainstream yang itu-itu aja agar pandangan  lebih luas.
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, October 9, 2018

Mengatasi Sulitnya Cari Makanan Halal di Korea

 Youthism     8:34 AM     Life in Korea, Study in Korea, Wisata Korea     7 comments   

안녕하세요...



Saya akan posting tema-tema dari pertanyaan-pertanyaan yang kalian tuliskan ya ^^ Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung di blog-ku. Stay tune, karena aku masih punya banyak materi lainnya..

Nah kali ini aku bahas dulu soal makanan halal. Saya ngerti perasaan kalian yang akantinggal atau berkunjung di Korea tapi kepo banget soal makanannya. Secara, Korea adalah negara non-muslim yang tradisi dan budaya jauh berbeda dengan kita termasuk makanannya.

Dan jika seseorang bertanya tentang hal yang paling tidak cocok, paling membuat saya tidak nyaman disini maka saya akan menjawab, 음식(eumsik) alias makanannya.

Selain di lidah saya nggak cocok, babi dan alkohol tersebar dimana mana. Kalian akan mengalami DILEMA hebat setibanya di Korea soal makanan.

Bisa dibilang mereka itu babi lovers ya... Sebagian besar makanan ada babinya, yang nggak ada babinya ada hewaninya (hewani  selain babi di Korea belum bisa dikategorikan halal karena cara penyembelihan yang berbeda dg aturan syar'i), yang nggak ada babi dan hewaninya, tapi ada alkoholnya. Makanan yang notabene seafood pun ada babinya, makanan yang notabene hewan selain babi pun ada alkoholnya. Pusiiiing pala barbie...

Belum lagi nih, mereka kan detail banget, menyantumkan mengenai mesin pembuatan, disana mereka mencantumkan bahwa produk tersebut di produksi dengan



Setiap orang yang bertemu dengan saya selalu bertanya, "Kamu gimana makannya disini?"

Yah... pertanyaan yang gampang-gampang sulit. Saya terkadang

TIPS MAKAN MAKANAN HALAL DI KOREA 

Buat yang strict, bukan strict sih tapi buat orang yang sangat baik hatinya karena mau menjaga ke halalan makanannya, maka tips-tips ini mungkin nggak 100% akurat tapi semoga membantu.

1. Untuk Wisatawan

Untuk wisatawan, saya rasa sedikit mudah karena anda-anda hanya akan tinggal di Korea dalam hitungan hari saja, dan itu bukan masalah besar, meski bikin ribet juga kalau jadi masalah. Karena beberapa muslim ada yang ketat menjaga ke halal-an makanannya, sehingga roti, mie instan, maupun makanan laut di Koreapun tetap mengundang ke bimbangan sehingga saran saya...


a. Bekal di rumah lauk-lauk kering yang ringan dan nggak gampang bau.
Nggak perlu bawa rice cooker atau beras. Karena di Korea sudah ada nasi instan (햇반 'hetban'), kalau mie instannya insya Allah amaaan... halaaal.



b. Bawa sambel ato bon cabe karena seperti beberapa orang Indonesia yang pernah berkunjung ke Korea, mungkin akan kurang sreg dengan cita rasa makanan Korea yang rasanya kadang terasa hambar atau bikin eneg, sehingga ini bisa jadi alternatif.

c. Mie instan juga bisa jadi alternatif, untuk bertahan hidup beberapa hari ke depan, hehehe. Kalau takut nggak bisa masak, mungkin bawa saja pop mie. Meski sebenarnya indomie juga dijual di Korea, tapi tidak mudah di temukan.

d. Ada 'telur rebus' (계란 'gyeran') dan macam telur dadar gulung (계란말이 'gyeran mari') yang dijual di convenience store macam seven eleven. CU atau GS 25. Meski sebenarnya harganya relatif mahal daripada 1 pan telur isi 30 butir, tapi yah namnya traveling butuh perjuangan. hehehe..


e. Kimchi dalam kemasan juga ada, buat lauk  sayurannya, tapi nggak sedap sih makan nasi sama kimchi doank...


Hahh.... itu doaaankkk?? Ketika saya pikir-pikir, yang bener-bener halal yakin 100% sih itu...
Se minim itu sih ya makanan yang 100% suci dari ke haraman.

Saya terkadang masih makan kimbab (참치 김밥) atau kimbab segitiga isi tuna (참차 삼각 김밥), tapi beberapa orang juga masih menyangsikan soal tempat pembuatannya dll, plus harus hati-hati karena yang tuna ada yang masih di campur dengan ham (햄). Nanti aku ajari lihatnya yaa....
Ini contoh kimbab tuna yang suci dari babi meski mungkin nggak 100% hikssss







Atau kalau tepat menemukan 'warung' khusus Kimbab, kita bisa pesan kimbab tanpa ham (햄). Biasanya yang terkenal adalah Kimbab Nara (김밥 나라) yang artinya Negara Kimbab atau Kimbab Cheon'guk (김밥 천국) yang artinya Surga Kimbab, wehehehe



Tapi kan ya nggak mungkin makan seperti orang krisis pangan dan ingin kuliner Korea juga donks...
Oke, sabar ada kok, ada...
Mau lengkapnya silahkan dipelajari lengkapnya di guide book yang dibuat oleh pariwisata Korea. Check it out ------>  Muslim Friendly Restaurant


Atau mau gampangnya silahkan berkunjung ke daerah Itaewon, Seoul naik Subway Line 6 exit 3.
Silahkan lihat lagi mengenai Itaewon di postingan saya sebelumnya disini


2. Untuk Residen Sementara

Mungkin yang bertahun-tahun disini bakal lebih susah dan lebih banyak dilemanya. Namanya juga seperti menetap, setiap hari harus memutar otak untuk bagaimana caranya menghindar dari makanan haram di tengah-tengah ke antah berantahan makanan di Korea.

Mungkin saran yang tepat memang masak sendiri.

Akan lebih aman jika masak sayur-sayuran dan tahu. Tempe nggak ada hiksss...

Tapi kalau emang dari awal kitanya amnivora yang makan sayur dan daging nggak bisa salah satunya aja, kalau mau beli daging halal nggak harus ke daerah itaewon aja kok.



Biasanya di setiap kota ada yang namanya toko Asian Mart. Yaitu toko-toko yang menjual barang-barang import-an dari negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Bisa ketemu Indomie, Bumbu masak, Tolak Angin, Sambel Sachet, bahkan cabe rawit dan tempe tapi ya getoooo jangan di rupiahkan, karena harganya jauh beda dengan harganya di Indonesia.

Ya iya laaahh, naik pesawatnya aja berapa. Berat di ongkos, hihi

Nah selain itu di toko ini juga nyediain daging halal yang sudah ada sertifikat Halal dari Korean Muslim Federation, jadi bukan ayam potong dari Indonesia yaa... tapi ayam yang sudah di sembelih secara halal.

Segitu dulu yaaa... nanti kalau ada yang teringat, di tambahin lagi hehe

Annyooong ~
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, September 3, 2018

Pilih Indonesia atau Korea ??

 Youthism     8:46 AM     1 comment   

안녕하세요..
Assalamualaikum..



Lama tak berjumpa setelah saya jungkir balik mengurus kepulangan ke Indonesia setelah akhirnya saya merampungkan pendidikan di Korea fiuuhh *kibas-kibas*.

"Hahhh?? Lulus langsung pulang?"

"Nggak pingin kerja dulu?"

"Nggak lanjut S3?"

"Nggak pingin nikah sama oppa-oppa?"

Njengkaaaang ~~

Gak saling kenal tapi kok ya orang-orang di sekitarku ini pertanyaannya sama semua toh, latah deeehhh.
Mainstream sekaleeeee ~~
Selain pertanyaan mainstream diatas, pertanyaan yang paling sering di tanyakan menurut on the spot versi gue adalaahh...

Seperti judul postingan ini...

"Lebih enak Indonesia atau Korea?"

Dan kenapa pertanyaan ini serasa menjadi 'highlight' sampai-sampai di bikinan postingan sendiri di blog? Karena pertanyaan ini yang menurut ku agak bikin dilemma atau bingung aja jawabnya.

Memanglah yaa... setiap manusia itu punya watak naluriah yang suka membanding-bandingkan.
Mungkin sebagian akan bilang "Wah... mengkhianati negara sendiri, masak dibandingin sama negara lain nggak bisa milih?"

Mungkin orang-orang yang berjiwa patriot nasionalis tingkat tinggi akan dengan mantab bisa menjawab 'Indonesia is better!" dan semacamnya.
*drama banget*

Anyway, sebaliknya, kalau bilang 'enakan Indonesia' itu ada juga orang yang bingung, "Enak apanya, di Indonesia cari duit susah." enak sambelnya.....

Bahkan setiap saya bilang saya mau langsung pulang ke Indonesia setelah lulus, semua orang memandangku dengan heran dengan tatapan yang mengisyaratkan kata-kata ,

"Oh... kamu memilih kemerosotan hidup.."
"Ah... kamu akan hidup susah."
"Sekolah di Korea akan sia-sia..."
"Percuma sekolah di Korea kalau ujung-ujungnya balik/kerja di Indonesia."

Dan sebagainya...

Oke, yang diatas SEDIKIT ada benernya, tapi lebay juga.

Tapi menurut kamus di kehidupanku ada dua hal yang mendasar yaitu, "Hidup itu pilihan." dan "Hidup itu sawang sinawang."

1. "Hidup itu pilihan."
Kebanyakan hal itu memang berjalan sesuai pilihan kita, dan pilihan itu ditentukan karena ada satu hal yang melandasai, melalui pertimbangan dan dihasilkan dari pemikiran yang matang.

Kenapa dia memilih begitu, padahal menurut saya begini, kenapa saya harus begini meski menurut orang-orang begono... itu semua karena pilihan dan segala yang melatar belakanginya.

Nggak bisa kita asal judge atau menilai tanpa dasaran kebutuhan dan keingin individual.

Jiaaahhh... itulah teori ala-ala princess kelenger ttokbokki (aku)

Aku secara pribadi untuk saat ini lebih memilih kembali ke Indonesia karena ada dua alasan lagi, "Keluarga" dan "Iman".

Mungkin satu sisi terlihat 'manjah..' atau 'cengeng'
Satu sisi lagi terlihat 'wow... sok relijius sekalee...'

Whatever lah...  Jujur aku nggak pernah nangis mendayu ala drama Korea favorit remaja, nangis setetes pun nggak, meski diterpa berbagai karena lika-liku kehidupan di Korea yang harus dijalankan sendiri, aku bahkan nggak pernah nangis dan justru perempuan mandiri yang serba bisa sendiri *ciyeeeeh*. Apalagi aku ini orangnya emang agak introvert, nggak gampang minta tolong jadi ya... semua lakukan sendiri meski kadang sebenarnya terlalu memaksakan diri. Angkat air sendiri, angkat kasur, angkat koper, angkat beban hidup sendiri *jiah* kurang setroong apa coba.

Pernah juga nggak nangis karena homesick? Kangen rumah? Kangen ibu? Kangen keluarga?

Nangis sih nggak, tapi galau karena homesick pasti iya.

Homesick aku rasa adalah satu hal yang sudah mutlak dirasakan orang-orang yang hidup di dalam kehangatan sebuah keluarga, dan akan ada hampa ketika jauh dari keluarga dalam waktu yang lama. Karena pada satu titik kita akan merasakan down dan lelah, dan disitu biasanya yang sepenuhnya bisa jadi penyemangat, yang dengerin keluh kesahmu dan ngasih solusi pake hati ya cuma keluarga.

Terlalu serius gak seeeh?? Ya harus serius donk, karena semua hal masing-masing ada latar belakangnya, nggak bisa asal main menilai dan nggak bisa di gebyah uyah..

Heyaaa... sawang sinawang lah, gebyah uyah lah, apaan sih tuh?
Itu boso jowo, maklum saya wong jowo...

"Hidup itu sawang sinawang."

Gebyah uyah itu dipandang sama rata, rasanya semua sama gitu...
sementara sawang sinawang secara arti berarti hidup itu masalah melihat dan dilihat.

Saya sering bawa kata-kata ini sih di blog, jadi hidup itu kalau dinilai seseorang biasanya berdasar yang dilihat saja, nggak benar-benar mengenal dan mengetahui seluk beluknya secara dalam.

Misall... "Wenaakk yaaa... di Korea jalan-jalan terus, ketemu oppa, hidup kayak drama..."

Kelihatannya seh gitu di instagram feed, nyatanya adalah suetreeeess karena kuliah, tugas banyak, dosen gaje, teman tak bersahabat, kangen emak, makanan nggak cocok, kekurangan uang karena Korea mahal binggo terus kerja keras bagai kuda sampai lupa orang tua. Wahh... itu tidak sesimpel gambaranku barusan karena realitanya beneran serasa jungkir balik. (bukan kisahku)

Atau misal simpelnya, duit banyak atau cukup tapi hati nggak tenang karena ibadah terganggu, lingkungan kurang mengarahkan ke ibadah, jadi galau, jadi sesat. Hal-hal semacam itu mungkin tak terpikirkan, tapi lambat laun kalau memang masih ingin jadi orang yang bener kita bakal bisa ngerasakan sendiri tentang adanya trouble di diri kita tapi anehnya, kita nggak gampang ngendalikan dan justru rawan terbawa arus.

Intinya, hidup kelihatan enak tapi nggak bener gitulah.

Masalahnya macem-macemlah.. Namanya juga hidup di negara orang, yang budaya dan kebiasaan yang berbeda, yang awalnya bikin geleng-geleng, shock bahkan bisa jadi bikin tertekan tapi lama-lama jadi biasa juga, jadi akrab juga.

Nggak memungkiri bahwa disana enjoy, fun dan serunya juga banyak. Jujur saja saya bahagia-bahagia saja disana, bangga dengan pengalaman dan ilmu yang sudah aku dapat disana. Tapi disatu sisi ada satu ke galauan yang nggak berujung. Bahagia sih bahagia, tapi hati pingin pulang juga gitu.

Aku nggak tahu ya, apakah ini dirasain sama anak-anak lain yang merantau ke luar negeri apa nggak, atau ini memang hal yang sudah umum dan wajar, atau bahkan sebaliknya, ini adalah hal yang kelihatan lebay, apalagi buat usia aku yang udah usia 'gerah', dah harusnya nikah punya anak, jieeehhh... yang jelas itulah kesimpulan yang kuambil setelah aku menjalaninya.

Jadi, kesimpulan lain yang ingin aku sampaikan adalah..

Tergantung ya 'kiblat' hidupmu mau gimana, hidup itu pilihan.
Mau kumpul sama keluarga, atau jauh dulu cari penghidupan lainnya, itu memang semua tergantung individual masing-masing.

Ada yang cuek-cuek aja jauh dari keluarganya 5 tahun,
Ada yang hatinya terpaut terus, keinget, terus menghitung hari kapan akan bertemu padahal cuma tinggal nunggu hitungan bulan.

Ada yang nggak peduli imannya berantakan, atau bahkan gak sadar.
Ada yang baik-baik saja imannya,
Ada yang agak geser, dia sadar, panik dan yah seperti aku...

Sendirian, nggak ada ortu, nggak punya suami, nggak ada yang ingetin...
Eh... tahu-tahu diluar udah jam 10 malam aja.
Nggak baik lah ya muslimah jam 10 malam sendirian diluar tapi karena ngerasa "Ya udahlah ya... beda ma Indonesia, aman lah ya..."

Makan makanan yang status halal-haramnya udah abu-abu, tapi karena kepepet, apalagi teman-teman nggak ada yang saling menguatkan dan justru mendorong, "Udahhh gapapa..." iya sih Allah memang Maha Tahu, Maha Mengampuni, tapi kalau kebablas terus pura-pura bodo, keterusan, sangat bisa, hati ini dibisikin setan, mumpung lingkungan mendukung saja, aman, lanjoooot...

Alhamdulillah nggak pernah makan babi dan alkohol, dan Naudzubillah yaaaa....
Tapi daging-daging lain (ayam, sapi) yang meragukan itu yang

Tapi di satu titik sadar, "Ya Allah... udah nabung berapa dosa."

Ingat neraka, ingat dosa, galooooo lagi.

Dah lah pulang sajaaaahhh...

Jadi kalau di tanya enak di Korea apa di Indonesia??
Dua duanya enak, dua duanya nggak enak.

Di Indonesia atau nggak, tergantung usaha, tergantung ikhtiar, maka kita bisa-bisa saja bahagia, bisa-bisa saja kaya.

Toh kalau di Korea, nggak kayak kelihatannya aja juga, nggak melulu berlimpah. Orang Korea banyak juga yang susah, banyak yang nggak betah di Korea sama seperti orang Indonesia pada pingin pindah negara. Podo wae...

Semua orang pun ya keluhan masing-masing, punya taraf kesyukuran masing-masing.

Ada orang yang cuma bisa main dalam kota, paling pol ke luar provinsi aja udah terhibur, bahagia, bersyukur... Ngerasa 'Wow, I', so blessed, Thanks Allaaaahhh !!' *luv luv*
Ada juga orang yang udah berlibur ke Jepang, Itali, Roma tapi bilangnya 'Aku susahhh... aku orang miskin.'

Bukan permisalan aja, tapi itu nyata ADAAA....

Jadi... jangan jadikan suatu tempat atau materi menjadi bagaimana kamu bahagia atau sukses, tapi ada definisi bahagia lain yang terkadang tersembunyi,  kamu nggak tahu, yang mungkin sebenarnya sangat sederhana dan mudah untuk diraih, tapi kamu terlalu sibuk mengejar definisi bahagia yang cuma artificial istilahnya...

Di Korea enak untuk ini....bla bla. duniawi misal, duit misal...
Asalkan... bla bla... Asal imannya kuat misal...

Di Indonesiapun sama...
Bisa kok kita kaya, asal kreatif, asal bukan bikin sensasi aja loh yahhh... kkkk
Stop making stupid people famous, heyaaaa

Kata orang Korea, "여기는 여기고 거기는 거기지..."
Semacam apa yah kalau diartikan...
Kayak disini atau disana ya begitu itu, ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Sekian, semoga bisa jadi perenungan dan pemikiran kedepannya...

Bye...

Wassalam.





Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Thursday, July 5, 2018

Q & A (Tanya Jawab)

 Youthism     8:53 AM     11 comments   

안녕하세요..



Sebelumnya terima kasih atas apresiasinya atas Blogku yang sebenarnya tujuan awal dibuat hanya untuk 'majalah dinding' pribadi. Tapi karena banyak juga pembaca yang datang, dan mempunyai banyak pertanyaan yang kadang di tanyakan di tempat terpisah-pisah seperti email, DM Instagram, jadi aku buatkan postingan khusus disini, agar kalau ada orang yang punya pertanyaan serupa bisa langsung membaca juga.

Kalau ada pertanyaan soal Korea atau Bahasa Korea silahkan tulis di komentar :


감사합니다.
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, July 3, 2018

Alien Card di Korea

 Youthism     8:12 AM     6 comments   

안녕하세요..

Mari bahas pengalaman menjadi residence sementara di Korea sebagai mahasiswa. Untuk berada di negara lain dengan jangka waktu yang lumayan panjang, bukan hanya visa yang di butuhkan. Layaknya penduduk asli, kita juga di wajibkan untuk memiliki kartu kependudukan, kartu tanda pengenal lah ya istilahnya.

Bagi kita, orang asing yang tinggal di Korea juga punya 'KTP'. Sama seperti di semua negara, penduduk negara lain yang menetap sementara di suatu negara diharuskan punya 'kejelasan' identitas dan lainnya. Nah, yang bikin unik dan bikin saya ingin memposting tentang ini adalah karena KTP Foreigner di Korea ini punya nama 'yang agak menyebalkan', huehehe  just for fun aja sih...

Apa itu??

Alien Registration Card

What Alien??? 


Hmm... awalnya saya kira semua negara memang punya sebutan seperti itu untuk reseidence asingnya, ternyata tidak. Saya pernah lihat punya teman saya yang kuliah di Taiwan, sebutannya lebih enak dilihat, dan tidak bawa-bawa nama 'alien'.

Entah apa asal-usulnya diberi sebutan seperti itu, tapi ya sudah... buat di tertawakan saja. wkwkwk

Jadi alien card bisa di urus di kantor imigrasi (출입국사무소), kalo bisa dalam seminggu sejak datang dan membawa berkas-berkas termasuk berkas keterangan dari tempat kita berada di Korea (kampus/tempat kerja)

Saya lupa jelasnya, karena saya urus ini udah 2,5 tahun lalu. wkwkwk

Jadi ini beda meski ada miripnya sama KTP orang Korea. Berbeda warna dan keterangan pasti.

Kalau punya orang asing adalah '외국인 등록번호' / No ID Foreigner
Kalau punya orang Korea '주민 등록번호' semacam No ID KTP gitu lah.

Dan ini selalu diawali dengan tanggal lahir dan tujuh nomor ID lainnya. No ini nggak boleh tersebar luas ya, karena no KTP di Korea ini termasuk sering di gunakan, untuk daftar ini itu jadi lebih baik di rahasiakan dari orang lain.

Selanjutnya kalau di Alien Card ada Nama (성명), Kewarganegaraan (국가 지역), Status Menetap (체류자격). Status Menetap sesuai dengan status visa. Punya saya D-2 유학/ Study abroad. 

Kemudian di sisi belakang ada lagi...

Ada 'Duration of Stay' jadi, disana kelihatan sejak kapan dan sampai kapan izin tinggal kalian di Korea. Kemudian ada keterangan untuk address/ alamat tempat tinggal kita di Korea.

Nah bisa dilihat disana, ada tabel-tabel, yang bisa diisi ketika kita memperpanjang masa tinggal atau pindah tempat.

Sekian, 
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Iba akan Kehidupan para Kpop Idol

 Youthism     5:10 AM     4 comments   

안녕하세요...


Ketika aku di landa kebosanan dan akhirnya aku menghabiskan waktu dengan mencari hiburan buat tontonan. Karena aku sudah sejak lama males nonton drama Korea (kecuali yang benar-benar menarik) jadi aku biasanya larinya ke acara reality show, talk show atau semacamnya.

Secara, sebagai orang yang berkutat di bahasa Korea, nonton itu sembari menelaah jalan mencari-cari kosakata baru yang aku belum tahu, dan pasti dalam suatu acara ada ajaaa kosakata yang nggak aku ngerti, ya begitulah, belajar bahasa itu nggak ada habisnya sekalipun kamu sudah di level advance, karena notabene kita bukan orang native...

Eh, malah ngomongin bahasa...
Intinya, aku melihat beberapa acara idola dan semacamnya. Ada dimana mereka menjalani reality show, maupun melakukan wawancara dan talk show dan aku ngerasa sebenarnya mereka itu kasihan banget. Mungkin sudah banyak yang tahu lah ya gemerlap dan gelapnya kehidupan selebriti Korea maupun yang di Indonesia sekalipun. Tapi menurutku idola di Korea itu lebih kasihan.(hehehe)

Dibalik kesannya yang glamor, mewah, terkenal, banyak uang, banyak fans dan menerima banyak cinta. Sebenarnya kehidupan mereka itu kasihan lah pokoknya... lyke.. not living a life gitu. Kenapa??

Menjalani masa training yang panjang sejak dini (연습생)

Semua sudah tahulah, kalau jadi artis di Korea itu nggak bisa instan, asal modal tampang dan sensasi doank (ups, gak nyindir sapa-sapa kok). Mereka memang bisa jadi di temui staff industri di jalan karena penampilan yang menarik lalu ditawari audisi (길거리 캐스팅), tapi kebanyakan mereka selalu melalui audisi panjang macam Indonesian Idol dengan banyak saingan. Dan jika mereka lolos audisi, tidak segampang itu langsung bisa muncul di TV, tapi mereka melalui masa training yang nggak cuma dalam waktu bulanan tapi tahunan.

Biasanya mereka menjalani masa training ketika mereka masih di bangku sekolah.Yang aku dengar, setiap pulang sekolah mereka langsung datang ke perusahaan untuk latihan/ menjalankan masa-masa training, dilakukan berjam-jem, hingga hamnpir tak punya waktu untuk bermain layaknya anak-anak sekolah pada umumnya, dan itu dilakukan selama bertahun-tahun sampai akhirnya mereka bisa debut.

Nah, setelah debut? Makin-makin saja tak punya waktu pastinya.


Hidupnya hanya di Panggung dan di depan Kamera

Setiap melihat Kpop idol yang baru debut pasti wajahnya bahagia bak mencapai life's goal. Tapi seiring berjalannya waktu mereka mengeluhkan mengenai kehidupan mereka karena profesi mereka. Tidur cuma 2 jam sehari lah, hari libur cuma 2 hari sebulanlah, gangguan saseaeng fans lah. Semakin terkenal, semakin sempit ruang lingkup bergerak mereka. Loh nggak kebalik?

Mungkin iya ruang gerak berkarir mereka makin luas, tapi ruang gerak 'hidup' mereka menyempit. Kalau menurutku nih ya, misal ini artis terkenalnya di Korea doank, kalau di Korea berkeliaran dan ketahuan fans pasti bakal di kerubutin, nggak bisa tenang, nggak bisa santai tapi karena di luar negeri kagak ada yang tahu siapa dia, dia bisa mencari kebebasan dengan pergi keluar negara lain, nggak akan ada yang kenal dia, dan dia bebas berjalan kemanapun.

Lah kalau artis yang terkenal di seluruh dunia? Mau kemana aja merasa was-was, yah meskipun nggak mungkiin sih seluruh penduduk mengenal dia, tapi dia pasti ada perasaan was-was karena dia juga dikenal di negara-negara tersebut. Jadi yang ku dengar banyak artis yang misal ada konser di luar negeri, ya perginya cuma di tempat konser dan di dalam kamar.

Text : 'Dimana ini? Siapa aku?' kkkk
Bahkan mungkin artis-artis Korea yang sering bolak-balik ke Jepang nggak bener-bener pernah mengelilingi atau datang ke tempat wisata Jepang kayak yang aku lakukan meski aku cuma datang 10 hari di Jepang. Mereka nggak mungkin sempat, di samping itu terlalu bahaya karena kalau masih skala Jepang, ke popularitasan mereka masih dibilang luas, keluar sedikit sudah pasti papparazzi.

Keadaan paling bagus mereka jalan-jalanpun paling saat syuting reality show, dan itupun nggak mungkin bebas dan ada batasannya, nggak bisa 100% jadi diri sendiri dan harus menjaga 'kode etik' di depan kamera, hahaha.

Hidupnya di atur Perusahaan 

Aku ngerasa perusahaan entertainment itu ibaratnya kayak "aku beri kau harta, tahta, popularitas. Tapi kau harus serahkan 'tumbal' padaku.."

Apa itu?

Kebebasan dan privasi.

Dari sejak awal banyaknya idol di masa awal debut yang dilarang bawa hape. Padahal urusan hape ini kan sangat privasi. Apalagi jaman sekarang, anak sekarang di suruh hidup tanpa hape? Mungkin dia akan kejang-kejang kebosanan, hahaha.

Terus soal makan, sebagai orang yang kudu enak dipandang mata, badan dan wajahnya nggak boleh sampai membengkak jadi makanan pun diatus, sampai aku pernah ada artis yang cuma makan sayur, nggak pake nasi, nggak pake daging. Kalau bukan vegetarian makan kayak gitu apa rasanya...

Mulai dari model rambut dan pakaian pun juga ditentukan. Bahkan semua konsep album dan lagu mereka sebenarnya juga seluruhnya biasa juga dari perusahaan. Banyak Kpop idol yang mengungkap bahwa sebenarnya mereka nggak nyaman dengan pakaiannya, model rambutnya, nggak suka dengan konsep album, atau bahkan lagunya. Urusan asmara pun diatur, kita nggak tahu apa saja yang telah terjadi di dalam perusahaan ketika artisnya ketahuan dating kemudian menyebabkan penggemarnya kecewa, banyak komentar, kemudian beberapa waktu terdengar kabar putus. Pasti kalau dibikin drama, behind the storynya sangat seru.  Tapi kemudian si artis tetap tampil tersenyum tertawa di depan kamera, padahal dia seperti remaja pada umumnya yang bisa ngerasain patah hati.


Hidupnya di atur Fans

Kadang aku ngerasa fans Kpop itu keterlaluan juga. Meskipun aku bukan pecinta Kpop lagi, tapi ngerasa para Kpop idol juga manusia biasa yang punya perasaan layaknya 'orang biasa' non seleb.

Setiap gerak-gerik harus sangat diperhatikan. Karena kehilangan fandom sama dengan kehilangan aset, kehilangan 'jamaah' jadi artis Korea terkadang harus berlaku apapun untuk memuaskan setiap tuntutan fansnya.

Terutama perihal asmara.

Pernah lihat acara party peoplenya Park Jin Young dengan bintang tamu EXO dan disatu topik mereka membicarakan asmara atau tentang pernikahan, sontak si fans bilang si artis nggak boleh nikah, kemudian si artis seperti tak berdaya dan bilang 'Iya, saya akan sendiri seumur hidup' (atau bicara sejenisnya, yang mengisyaratkan oke fine fans, aku nggak nikah)

Ada lagi artis laki yang aku nggak mau sebut nama, dia sebenarnya juga mengisyaratkan menyukai seorang artis perempuan kemudian di bash dimana-mana bahkan fandomnya dikabarkan merosot, ujung-ujungnya dia memperlihatkan sebaliknya dan mengisyaratkan semua bukan apa-apa, semua sudah berakhir, demi menyenangkan fansnya yang akhirnya merasa memenangkan idolanya.
Ada juga yang ketahuan dispatch sedang dating kemudian karena ternyata respon dari fansnya buruk beberapa bulan atau minggu doank kemudian bubar.(ntah bubar beneran atau nggak sih) wkwkw

Kalian seriusan nyuruh artis kalian hidup kesepian, nggak nikah seperti orang umumnya??
Kalau artisnya depresi baru dah sadar. Karena naluri setiap orang toh butuh pendamping.
Padahal kalian sendiri kalau di tinggal pacar, di putusin mantan, galaunya ngalahin adegan sinetron teralay sepanjang masa, tapi nyuruh idolnya jomblo seumur hidup???? (yang nggak ngerasa nggak usah tersinggung)

Imejnya disorot tajam bak politisi

Ini aku simak salah satu pakar psikologi Korea ketika membahas kasus bunuh diri Jonghyun SHINee Desember 2017 lalu. Mereka berujar bahwa ada tekanan besar pada idol-idol Korea karena kalau mereka melakukan kesalahan kecil saja misal, maka ini akan menjadi perbincangan besar dan otomatis akan membuat sang artis semakin beban dan menjadi stress. Karena idol di Korea itu sadar atau tidak, seperti ada tuntutan harus mempunyai imej bersih seperti politisi.

Contoh misal dia terlihat punya manner yang gak bener aja di mata netizen, misal dia berwajah muram pas di wawancarai (padahal lagi PMS atau cuma tidur 2 jam semalam atau lagi mikir jemuran dirumah misal),  pasti keesokan harinya keluar berita, 'Artis xxx tidak punya etika memasang tampang masam pada acara yang dihadiri oleh senior-senior.'

Atau apalah... banyak kan contohnya....


Harus pandai berpura-pura

Pura-pura bahagia ketika hati menangis sebenarnya nggak gampang loh ya...
Seperti diatas, idol Kpop juga manusia yang bisa terserang mood swing hayo coba kamu yang galau atau punya masalah bisa nggak pura-pura senyum terus tanpa beban, bisa gak galau ilang dalam hitungan menit hanya dengan pura-pura melupakan sesaat. Pasti bisa di derita selama berhari-hari, apalagi kalau masalah utang 

Idol Kpop pun sama, dia manusia biasa yang punya kepribadian yang nggak jauh beda sama manusia pada umumnya, karena dia memang manusia biasa, hanya saja dia

Makanya artis yang tidak bisa ber 'fake face', punya wajah datar/judes dari sononya, tidak berwatak riang bakal susah, pasti akan sering kena semprot ketika dia tidak bisa menyembunyikan bad mood nya.

**

Saya ngepost ini bukan untuk membela mereka atau bersimpati sebenarnya. Cuma lebih ke prihatin dan kasihan aja sesama manusia hehe. Pasti sangat melelahkan hidup seperti itu, dan ada kekosongan yang kasat mata. Makanya banyak terdengar si artis sebenarnya depresi, padahal imejnya ceria. Tapi itu semua adalah pilihan hidup mereka, bukan berpihak pada agensi maupun artisnya, karena memang sama-sama sudah tahu 'aturan umum'nya dan siapa memilih, dia menanggung resiko.

Cuma sesama manusia, kalau terlahir kembali (meski nggak mungkin) kemudian jadi orang bertalenta dan cantik, kalau aku mah ogah hidup seperti itu. Uang ada, popularitas ada, tapi kebebasan hidup sebagai manusia seperti umumnya terenggut. Nggak deh.

Yah meski begitu, walau beberapa artis ketahuan depresi, tapi ada juga yang fun fun saja, jadi ya suka-suka mereka sih mau hidup kek gimana (wakaka).

Yang fans Kpop, plis nggak usah sumbu pendek ya kalau postinganku tidak berkenan. Aku menulis sesuai apa yang aku lihat dan sebagai orang yang sudah mengamati Kpop juga sejak 10 tahun lebih (aku dulu mantan Kpop-ers sejak SMP).

Sekian

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, June 25, 2018

Perbedaan Kuliah di Korea dan Indonesia

 Youthism     9:13 AM     7 comments   

안녕하세요..
 

Apa yang paling kamu bayangkan tentang sekolah di Korea? Apa yang paling bakal kerasa bedanya?
Pertama bahasanya, pasti, dan banyak orang yang berekspektasi soal kuliah dengan bahasa Inggris di Korea. Mungkin kah? Ada kemungkinan iya, tapi nggak banyak.
Karena nyatanya meski suatu kelas awalnya di program untuk menjadi kelas internasional, tapi kalau mahasiswanya kebanyakan orang Korea, kamu akan kalah, dan mereka akan tetap menggunakan bahasa Korea.

Yah bayangin aja, kamu kuliah di Indonesia yang kadang pake bahasa Indonesia aja susah masuk otak wkwkwk, apalagi kudu pake bahasa Inggris, mungkin rada menyesakkan jiwa.

Jadi hati-hati, untuk memutuskan kuliah di Korea, benarkan kuliah ini beneran menawarkan kelas berbahasa Inggris? Atau paling nggak kamu kudu di pastikan untuk mendapatkan pelatihan bahasa dulu sampai kemampuanmu bisa lulus TOPIK minimal level tiga. Kalau nggak, kuliah disini bakal pontang panting karena bahasa.

Selain itu apalagi perbedaan yang ketara antara kuliah di Korea dan Indonesia?

1. Membuka Semester Baru Setiap 6 Bulan Sekali

Biasanya kan kalau di Indonesia namanya masuk kuliah semester awal ya di bulan Juli - Agustusan, seperti di SD - SMA. Kalau misal yang ingin masuk kampus negeri lalu gagal SNMPTN (macam saya dulu, wwkwkwk*malah ngakak) dan tetep keukeuh ingin daftar kuliah lagi, maka harus nunggu setahun kemudian kan?


Tahun Ajaran baru alias semester baru di Indonesia dibuka setiap setahun sekali, sementara kalau di Korea dua kali setahun. Jadi misalnya kamu gagal masuk kuliah semester bulan Februari, maka kamu bisa daftar lagi untuk kuliah masuk semester Agustus. Nggak usah nganggur lama-lama, haha.

Maka dari itu di Korea wisudapun diadakan dua kali, Februari dan Agustus.

2. Nggak ada Ospek unfaedah
Orientasi maba di Korea
Senior : 'Ya...adik-adik, besok bawa telur mata kuda,  sosis cap badak, terus rambut di kuncir 5 ala pohon sawit dan poni anti badai ala syahrini' dan bla bla...

Jdaaarr kemudian semalam suntuk nyusahin orang tua ratusan maba..

Siapa yang nggak kenal sama perintah-perintah nonsense  macam itu selama sekolah di Indonesia.
Masa-masa yang di sebut orientasi dengan banyaknya kegiatan yang kurang unfaedah (maaf ya buat pencetus mos dan ospek di Indo, I just wanna to be honest.)

Oke, di Korea juga pastinya ada kegiatan macam orientasi. Tapi tentu jangan di bayangkan kegiatannya akan sama. Sangat kontras berbeza lah yeee...

Orientasi di Korea paling hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kegiatannya juga bukan yang bikin kita dandan jadi orang blo'on atau becek-becekan diajak ke sungai.

Orientasi di sini suasananya lebih elegam, mungkin bisa jadi terdengar membosankan, tapi setidaknya tidak menyusahkan seperti ospek di Indonesia. Disini hanya di ajak mendengarkan pengarahan dan seminar di sebuah ruangan kemudian di kasih makan prasmanan gratis. wkwk

Kegiatan seru-seruan pun ada ya, namanya MT (Member Training). Tapi ini tentu sudah beda 'orientasi' karena ini biasanya kegiatan 동아리 atau organisasi club2 macam ekskul, macam diklat lah ya kalau di Indonesia, acara macam ini baru di pegang oleh para senior atau sunbae-sunbae.

3. Tidak semua wajib skripsi

 Poin ini mungkin yang bikin kamu pingin sekolah di Korea. Karena tidak semua jurusan mengharuskan mahasiswanya membuat skripsi, di Indonesia mana ada kuliah tanpa skripsi, nggak skripsi nggak sarjana namanya, hahaha.

Apalagi khusus mahasiswa asing, biasanya kita-kita di ringankan dan dimudahkan dari ancaman jadi mahasiswa abadi haha.

Tapi bukan berarti 100% kamu bakal terbebas, beberapa jurusan, khususnya untuk mahasiswa S2, Thesis justru jadi kewajiban.

4. Banyak beasiswa dan Diskon SPP

Beda sama kampus-kampus di Indonesia yang besar SPP nya sama dari semester 1 sampai semester akhir tanpa ampun kecuali ada keajaiban, beda dengan di Korea. Hampir semua kampus memberlakukan potongan SPP berdasarkan nilai.

Semakin tinggi nilaimu, semakin besar potongan diskonmu, bisa 20% ~ 50%, bahkan gratis tergantung syarat dan ketentuan berlaku. Hehehe. Tapi ini sangat menguntungkan dan fair sekali sih bagiku.


5. IP 4,5

Tidak seperti di Indonesia yang kebanyakan menggunakan angka 4,0 sebagai nilai IP tertinggi, di Korea menggunakan 4,5 sebagai nilai tertingginya.
A+:4.5          A:4.0
B+:3.5          B:3.0
C+:2.5          C:2.0
D+:1.5          D:1.0
F:0.0

Sementara poin ini dulu yang aku jelaskan ya...
Banyak poin-poin lain, apa aja sistem yang berbeda antara perkuliahan di Korea dan Indonesia yang akan saya bahas selanjutnya.

Keakuratan belum benar 100% karena ini apa yang terlihat mata, dan kurang lebih memang begitu. Minggu depan akan saya pastikan pada orang Koreanya langsung. wkwkwkwkwk (mumpung ada ide nulis jadi tulis saja dulu)

Sekian...



Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Older Posts Home

환영합니다 Welcome To

환영합니다 Welcome To

Q & A (Tanya Jawab)

안녕하세요.. Sebelumnya terima kasih atas apresiasinya atas Blogku yang sebenarnya tujuan awal dibuat hanya untuk 'majalah dinding'...

About Me

Blog Pribadi +
Tempat corat-coret apa saja tentang Korea.
Perempuan, 1991, Malang - Jawa Timur
Belajar tentang "Teaching Korean as Foreign Language" di Korea Selatan.

instagram : @titatri91

(jgn kirim DM ttg study di Korea, silahkan tanya di blog)

(I'm not a KGSP Student. Jangan tanya tentang beasiswa ya... *I don't know much, beasiswaku karena 'relasi')


Sorry, don't ask about another sosial media account like kakao, line, whatsapp.

Semua bisa ditanyakan lewat kolom komentar blog saja^^;


Pretty busy nowadays.. No many updates..


Terima kasih sudah berkunjung di blog saya ^^

Semua foto dengan watermark adalah foto pribadi..

Blog Archive

  • ▼  2018 (15)
    • ▼  October (2)
      • Jurusan Bahasa dan Sastra yang di Sepelekan
      • Mengatasi Sulitnya Cari Makanan Halal di Korea
    • ►  September (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (16)
    • ►  December (2)
    • ►  September (4)
    • ►  May (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (43)
    • ►  November (5)
    • ►  August (7)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (5)
  • ►  2015 (35)
    • ►  December (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (27)
  • ►  2012 (10)
    • ►  February (10)
  • ►  2011 (2)
    • ►  April (2)

Popular Posts

  • Tata bahasa Korea lampau - Perbedaan -(으)ㄴ/ -던/ -았던/었던
    안녕하세요... Oke kali ini saya akan kembali ke sesi tata bahasa. Sebagai orang yang sudah lama mempelajari bahasa Korea, saya menyatakan ba...
  • Bahasa Korea - Kalimat tak Langsung (간접화법/ Indirect Speech)
    안녕하세요.. Mari bahas tentang bahasa Korea lagi... Kali ini kita belajar tentang kalimat tak langsung (간접화법) Ketika suatu tidak disampaika...
  • Mengurus Visa Jepang di Seoul - Korea
    안녕하세요 ~ Kali ini saya mau berbagi buat orang-orang Indonesia yang tinggal di Korea dan ingin mengurus visa ke Jepang. Pengalaman sempat...
  • Bahasa Korea untuk Belanja (Jual Beli)
    안녕하세요... Nah kali ini mungkin buat yang suka belajar bahasa Korea dan juga buat yang bakal datang ke Korea untuk berkunjung atau lainnya...
  • Tata Bahasa ~도록 Vs ~게끔
    안녕하세요 .. 반가반가 .. Let's talk about Korean Grammar again. Practice Makes Perfect.  Semakin tahu banyak semakin kita mudah memp...
  • Perbedaan '-으로' dan '에' (ke / di)
    안녕하세요.. Materi - materi seperti ini akan sulit ditemukan di buku pembelajaran bahasa Korea di Indonesia. Karena saya menyalin modul asli d...
  • Daftar Sertifikasi Ujian TOPIK di Indonesia
    Haii... Assalamualaikum, 안녕하세요.. 까꿍!! Setelah tiga tahun lamanya saya kembali ke blog ini. Lamaaa banget! 쾌..~ 오래 됐어! Mohon maaf untuk bl...
  • Dari Mantan Kpop-ers untuk Para Kpop-ers (Jangan Terlena)
    안녕하세요... Ini nasehat terbuka dari mantan Kpopers buat semua Kpopers tercinta yang ada dimuka bumi ini... Jangan cuma cerita senang-...
  • Pertimbangan untuk Hidup di Korea (Suka Duka Hidup di Korea)
    안녕하세요.. Assalamualaikum... Depan Deoksugung (덕수궁) Lama sekali saya tidak nongol di blog ini. Bukan karena kehabisan bahan, tentu saja...
  • Mengerjakan Soal 'Reading' TOPIK II (제36회 한국어능력시험)
    Annyong my Sachin ~ Buat yang mau menghadapi test TOPIK II bagaimana perasaannya? Mules atau berdebar-debar?? Kita akan menghadapi Bahas...

Categories

Advanced (8) Beginner (3) Belajar Bahasa Korea (26) Cerita & Bacaan (9) Drama Korea (1) Fakta & Budaya (10) Intermediate (5) Kosakata (3) Kpop (5) Lagu dan Lirik (4) Life in Korea (21) Study in Korea (8) Tata Bahasa Korea (8) Test TOPIK (15) Translate Challenge (9) Wisata Korea (16)

Live Traffic Feed

Google Plus

Youthism
View my complete profile

Followers

Copyright © FuntastiKorea | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates