Mau cerita pengalamanku...
Ini aku cerita bukan universal menceritakan tentang orang yang belajar bahasa Korea secara otodidak sih, tapi mengenai aku sendiri.
Entahlah istila mengenai kata 'otodidak-ers' itu benar atau nggak hehe..
Yang jelas orang otodidak seperti aku yang IQnya biasa-biasa aja itu lumayan pusing untuk memahami, menelaah dan mempraktekan bahasa asing semua sendiri tanpa ada yang membantu menjelaskan secara langsung dan tanpa ada teman berlatih.
Yang udah baca postinganku sebelumnya pasti tahu asal-usul kenapa aku belajar bahasa Korea, dan saya sudah malas mengulang penjelasan, jadi saya mau to the point sesuai dengan judulnya saja. Hehehehe...
Gimana rasanya belajar bahasa Korea bertahun-tahun dan akhirnya bisa ke Korea?
Terlepas dari beberapa keilfeelan saya tentang beberapa hal di Korea, masih banyak juga hal yang membuat saya excited. Khususnya merasakan pengalaman baru dan meningkatkan ilmu abal-abal yang saya punya, Bahasa Korea...
Datang ke Korea juga dengan bonek alias bondo nekat (modal nekat). Gimana nggak, dari bandara sok-sokan mau berangkat sendiri sampai asrama, padahal belum pernah ke Korea sama sekali. Meskipun kenyataan kita bener-bener nekat...
Karena saya yang cukup PD sudah lulus TOPIK, pernah jadi penerjemah video, juga sudah biasa menonton drama atau reality show tanpa subtitle jadi saat orang bilang, "Kenapa nggak minta jemput aja sih... kalian kan belum pernah ke Korea, dan itu luar negeri looohh.." dan saya berkata, "Nggak apa-apa... Nyasar tinggal tanya. (kan aku bisa bahasa Korea)" gitu sih awalnya...
Tapi apa yang terjadi?
Begitu datang di Korea dan come to the real world (Korean world). Yang selama ini ngelihat gerumbulan orang berbahasa Korea hanya lewat TV atau internet, sekarang aku berada di tengah-tengah mereka. Rasanya...
Ada kata-kata di dalam benak tapi susah mau ungkapin, takut salah dan canggung...Pada akhirnya mulut kelu tak dapat bersuara, iya... aku tak ayal seperti orang yang belum bisa bahasa Korea.
Takut ngomong, maupun ngomong belepotan... Aneh ya??? Ya gak aneh juga sih... karena selama bertahun-tahun belajar saya juga jarang banget latihan ngomong, mau ngomong sama sapa juga? Sama tembok .
Jadi awal mau bicara Korea itu canggung banget, merasa aneh gitu...
Mungkin juga karena ada sedikit shock ya... apalagi aku anaknya itu 소심해 (cari sendiri di kamus :P) banget....
Jadi butuh 적응(adaptasi) banget pada awalnya (ya pasti sihh...). apalagi harus berhadapan dengan orang luar negeri yang belum saya kenal wataknya sebelumnya.
Takut salahlah, tiba-tiba ngeblank... Bingung mau pakai akhiran kata yang mana saat situasi gini.
Cuman kalau diajak ngomong dah biasa karena saya dah biasa lihat reality show maupun drama tanpa subtitle. hehe. Tapi masalah 말하기 atau speaking itu yang agak error... haha
Kadang saya pingin nangis di suatu situasi dimana saya ngomongnya kagok padahal seharusnya saya bisa menyusun kalimat itu... Ntah, masih belum terbiasa dengan keadaan spontan. Kan kalau chatting masih bisa jeda mikir dikit, kalau ngomong... harus langsung toh, kadang terpikir tapi pronuncationnya belibet di mulut, memang bibir belum terbiasa ngomong bahasa Korea panjang lebar. Sediiihhh...
Jadi awalnya saya itu lebih nyambung dan cepat tanggap kalau diajak komunikasi melalui chatting. Kalau dengan ngomong,saya ngerti tapi balasnya susah... Saya tebak pasti beberapa teman saya heran, nih anak di chatting lancar jaya kenapa kalau ngomong kagok? wkwk.
Dan saya kalah sama anak yang datang ke Korea dengan kemampuan bahasa Korea 0 putul, dan masih beberapa bulan disini tapi sudah di ajari di Institute Bahasa Korea. Mereka berlatih intensif, latihan bicarapun setiap hari, mau nggak mau.
Sementara saya hanya anak otodidak yang belajar meski bertahun-tahun dan lumayan kontinyu tapi belajarnya kurang bertahan dan berstruktur, jadi masih ada bolongnya gitu. Apalagi soal bicara....
Kadang kalau malas ya nggak belajar. Kadang kalau nggak mood berbulan-bulan bisa jadi nggak belajar, bahasa Korea kan dulu hanya hobi yang saya lakukan kapanpun semau saya, nggak pernah ujian, nggak pernah latihan, beda banget sama anak institute yaaa...
Jadi jujur saja banyak juga kesulitan sebagai anak yang PURE otodidak kayak saya...
Apa saja duka dan negatifnya?
MINUSNYA OTODIDAK
1. Kurangnya motivasi belajar yang ditentukan kemauan sendiri, jadi jika tidak ingin maka tidak dilakukan.
2. Nggak ada teman latihan speaking, karena bisa jadi dilingkunganmu hanya kamu yang niat belajar atau bahkan hanya kamu yang bisa. Jadi kemungkinan kemampuan speakingmu akan sangat kurang
3. Kosakata banyak yang tidak tahu, karena bisa jadi kamu hanya belajar dari buku yang terbatas atau sumber-sumber yang hanya kamu sukai (misal hanya reality show dan lagu, tapi untuk tata bahasa berat seperti untuk kebutuhan sekolah dan kantor kamu masih kurang, padahal ini akan dibutuhkan saat TOPIK maupun saat tinggal di Korea)
4. Belajar nggak terstruktur sesuai dengan aturan urutan pembelajaran.
5. Nggak ada yang mengkoreksi kesalahanmu, dan kamu tak tahu kesalahanmu.
Apa lagi?? Ada yang tahu?
Kemudian sukanya ada kan??
PLUSNYA OTODIDAK
Ada juga pastinya, yaa... bukannya berharap pandangan orang, tapi kamu akan mendapatkan nilai plus sendiri jika yang kamu bisa menguasai banyak hal tanpa bantuan orang lain secara otodiddak. Orang akan menilai kamu bisa self-study sehingga orang-orang seperti bos yang akan merekrut kamu beranggapan bahwa kamu tidak perlu terlalu banyak diajari dan bisa mempelajari sendiri.
Itu secara universalnya...
Tapi kalau soal bahasa kamu bisa bebas sih belajar mana-mana yang kamu anggap penting untuk dipelajari, dan bisa menelaah sendiri mana yang sering dipakai dan tidak sehingga bahasamu tidak kaku seperti di buku-buku. Mungkin sih...
Takut ngomong, maupun ngomong belepotan... Aneh ya??? Ya gak aneh juga sih... karena selama bertahun-tahun belajar saya juga jarang banget latihan ngomong, mau ngomong sama sapa juga? Sama tembok .
Jadi awal mau bicara Korea itu canggung banget, merasa aneh gitu...
Mungkin juga karena ada sedikit shock ya... apalagi aku anaknya itu 소심해 (cari sendiri di kamus :P) banget....
Jadi butuh 적응(adaptasi) banget pada awalnya (ya pasti sihh...). apalagi harus berhadapan dengan orang luar negeri yang belum saya kenal wataknya sebelumnya.
Takut salahlah, tiba-tiba ngeblank... Bingung mau pakai akhiran kata yang mana saat situasi gini.
Cuman kalau diajak ngomong dah biasa karena saya dah biasa lihat reality show maupun drama tanpa subtitle. hehe. Tapi masalah 말하기 atau speaking itu yang agak error... haha
Kadang saya pingin nangis di suatu situasi dimana saya ngomongnya kagok padahal seharusnya saya bisa menyusun kalimat itu... Ntah, masih belum terbiasa dengan keadaan spontan. Kan kalau chatting masih bisa jeda mikir dikit, kalau ngomong... harus langsung toh, kadang terpikir tapi pronuncationnya belibet di mulut, memang bibir belum terbiasa ngomong bahasa Korea panjang lebar. Sediiihhh...
Jadi awalnya saya itu lebih nyambung dan cepat tanggap kalau diajak komunikasi melalui chatting. Kalau dengan ngomong,saya ngerti tapi balasnya susah... Saya tebak pasti beberapa teman saya heran, nih anak di chatting lancar jaya kenapa kalau ngomong kagok? wkwk.
Dan saya kalah sama anak yang datang ke Korea dengan kemampuan bahasa Korea 0 putul, dan masih beberapa bulan disini tapi sudah di ajari di Institute Bahasa Korea. Mereka berlatih intensif, latihan bicarapun setiap hari, mau nggak mau.
Sementara saya hanya anak otodidak yang belajar meski bertahun-tahun dan lumayan kontinyu tapi belajarnya kurang bertahan dan berstruktur, jadi masih ada bolongnya gitu. Apalagi soal bicara....
Kadang kalau malas ya nggak belajar. Kadang kalau nggak mood berbulan-bulan bisa jadi nggak belajar, bahasa Korea kan dulu hanya hobi yang saya lakukan kapanpun semau saya, nggak pernah ujian, nggak pernah latihan, beda banget sama anak institute yaaa...
Jadi jujur saja banyak juga kesulitan sebagai anak yang PURE otodidak kayak saya...
Apa saja duka dan negatifnya?
MINUSNYA OTODIDAK
1. Kurangnya motivasi belajar yang ditentukan kemauan sendiri, jadi jika tidak ingin maka tidak dilakukan.
2. Nggak ada teman latihan speaking, karena bisa jadi dilingkunganmu hanya kamu yang niat belajar atau bahkan hanya kamu yang bisa. Jadi kemungkinan kemampuan speakingmu akan sangat kurang
3. Kosakata banyak yang tidak tahu, karena bisa jadi kamu hanya belajar dari buku yang terbatas atau sumber-sumber yang hanya kamu sukai (misal hanya reality show dan lagu, tapi untuk tata bahasa berat seperti untuk kebutuhan sekolah dan kantor kamu masih kurang, padahal ini akan dibutuhkan saat TOPIK maupun saat tinggal di Korea)
4. Belajar nggak terstruktur sesuai dengan aturan urutan pembelajaran.
5. Nggak ada yang mengkoreksi kesalahanmu, dan kamu tak tahu kesalahanmu.
Apa lagi?? Ada yang tahu?
Kemudian sukanya ada kan??
PLUSNYA OTODIDAK
Ada juga pastinya, yaa... bukannya berharap pandangan orang, tapi kamu akan mendapatkan nilai plus sendiri jika yang kamu bisa menguasai banyak hal tanpa bantuan orang lain secara otodiddak. Orang akan menilai kamu bisa self-study sehingga orang-orang seperti bos yang akan merekrut kamu beranggapan bahwa kamu tidak perlu terlalu banyak diajari dan bisa mempelajari sendiri.
Itu secara universalnya...
Tapi kalau soal bahasa kamu bisa bebas sih belajar mana-mana yang kamu anggap penting untuk dipelajari, dan bisa menelaah sendiri mana yang sering dipakai dan tidak sehingga bahasamu tidak kaku seperti di buku-buku. Mungkin sih...
Yang terpenting meski bukan yang utama...
Kamu nggak harus keluar duit untuk bayar les-lesan!! wkwkwk.
Orang-orang disini biasa menghabiskan ratusan juta untuk belajar bahasa Korea, dan berpusing-pusing ria tiap hari belajar dari pagi dan malam. Sementara aku nggak, karena dulu belajarnya sambil dibawa happy, nggak merasa dikejar-kejar waktu atau dibayang-bayangi ujian. Jadi ya otodidak itu dibawa sante... kayak di pante...
Tau-tau kita bisa. wkwkwk... ya gak sesimpel itu juga...
Otodidak juga mikir, juga pusing, mungkin lebih pusing karena tak ada tempat bertanya yang siap sedia. Tapi yang jelas nggak bakal terlalu dibawa stress karena tak ada tuntutan apapun... selain motivasi dari diri sendiri.
Tapi sekarang kemampuan saya sudah meningkat kok :)
Ya lagi proses, inilah cita-cita saya melancarkan bahasa Korea dengan tinggal di negaranya, karena saya rasa nggak ada cara terbaik lagi. hehe
Speaking is The Key
Ya kurang lebih begitu sihh...
Jadi buat yang otodidak salah satu skill yang sangat perlu kamu kuasai adalah SPEAKING! Ntah mau ngomong sama kaca, sama binatang peliharaan, sama hati nurani atau bagaimanapun caranya kalau memang mau serius dengan bahasa yang kamu pelajari jadi speaking itu penting. Karena namanya otodidak kita pasti hanya terpacu dengan media, belajar secara tertulis saja. Tapi namanya bahasa itu kan untuk komunikasi, komunikasi identik dengan bicara. Nggak bisa bicara, tamat sudah... nggak mampu mengungkap isi di hati. Heyaaa..
Beda sih sama yang punya intelijensi macam polyglot, nggak usah dibahas, mereka emang sudah dikaruniai otak brilian dari sononya, jadi kita tekankan ini bagi pelakon otodidak yang IQnya tidak banyak keistimewaan.. wkwkwkwkwkwk...
Dah dulu...
안녕
Wahh keren bgt bisa ke korea..
ReplyDeleteAku bisa minta Line id gag? Untuk nanya2
Kak sekokah di Korea atau tinggal di sana, kaka org Indonesia kan aku boleh minta rekomendasi buku buat belajar b.korea 🙏🙏
ReplyDeleteAku lagi gak di Indonesia, jadi nggak tahu ada buku bahasa Korea apa sekarang. Terakhir beli buku bahasa Korea udah 8 tahun lalu, hehe
DeleteKK mau nanyak. Srkarang tinggal dikorea sbg apa?kerja atau sekolah atau kuliah?
ReplyDelete